Branding Wonderful_KABAENA
PENGEMBANGAN PARIWISATA KABAENA
Pusat Studi Kabaena Centre
PARIWISATA
Leading Sector Pembangunan Indonesia
Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang garis pantai lebih
dari 81.000 km serta memiliki 17.508 pulau dan luas laut sekitar 3,1 juta km2
sehingga wilayah pesisir dan lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan
kekayaan dan keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar di
dunia, memiliki ekosistem pesisir seperti mangrove, terumbu karang (coral
reefs) dan padang lamun (sea grass beds). Kekayaan sumber daya
kelautan tersebut, menjadi modal yang sangat besar bagi pengembangan wisata
bahari Indonesia, karena di dalamnya terdapat setidaknya 950 spesies terumbu
karang, 8.500 spesies ikan tropis, 555 spesies rumput laut, dan 18 spesies
padang lamun. Diantara sepuluh ekosistem terumbu karang terindah dan terbaik di
dunia, enam berada di tanah air yakni Raja Ampat, Wakatobi, Taka Bone Rate,
Bunaken, Karimun Jawa, dan Pulau Weh (WTO, 2000).
Kontribusi pariwisata
memiliki dimensi yang luas, tidak hanya secara ekonomi, namun juga secara sosial
politik, budaya, kewilayahan dan lingkungan. Indonesia
unggul di industri kreatif dan pariwisata oleh karenanya sector
pariwisata menjadi sektor kunci yang diharapkan mampu menyandang fungsi
penyumbang devisa terbesar di atas sektor lainnya. Upaya memposisikan peran
strategis sector pariwisata dalam pembangunan nasional dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang menetapkan 5 (lima)
fokus program pembangunan lima tahun ke depan yaitu Infrastruktur, Maritim,
Energi, Pangan dan Pariwisata (IMEPP). Dari lima sektor
tersebut pariwisata ditetapkan sebagai sektor unggulan (leading sector)
karena dalam jangka pendek, menengah, dan panjang pertumbuhannya positif. Kontribusi pariwisata
dalam penerimaan devisa negara pada tahun 2018 menduduki peringkat kedua
setelah minyak kelapa sawit. Pada
tahun 2018, Tahun 2019 Industri Pariwisata
diproyeksikan menjadi penghasil devisa terbesar di Indonesia yaitu US$18 Miliar
dengan target kunjungan 20 juta Wisatawan Mancanegara untuk rata-rata
Pengeluaran per Kunjungan $1000, melampaui sektor
Migas, Batubara dan Minyak Kelapa Sawit. Dengan pertumbuhan pariwisata tersebut
The World Travel & Tourism Council (WTTC) menempatkan pariwisata Indonesia peringkat 9 dari
140 negara.
10 besar penyumbang devisa terbesar di Indonesia
No
|
Devisa
|
Penerimaan
|
|
1
|
Ekspor Kelapa Sawit
|
239
|
Trilyun
|
2
|
Jasa Parisiwasata
|
190
|
Trilyun
|
3
|
Eskpor Tekstil
|
159
|
Trilyun
|
4
|
Ekspor Migas
|
170
|
Trilyun
|
5
|
Ekspor Batubara
|
150
|
Trilyun
|
6
|
Jasa TKI
|
140
|
Trilyun
|
7
|
Ekspor Elektronik
|
80
|
Trilyun
|
8
|
Ekspor Hasil Kayu Hutan
|
70
|
Trilyun
|
9
|
Ekspor Karet
|
65
|
Trilyun
|
10
|
Ekspor Sepatu dan Sandal
|
60
|
Trilyun
|
Sumber : BPS dan
Kementerian Perindustrian 2018
Portfolio Produk Pariwisata
Portofolio Pariwisata
|
Alam
|
1.
|
wisata bahari (marine
tourism) 35%
|
(Nature)
|
2.
|
ekowisata (eko
tourism) 45%
|
|
35%
|
3.
|
wisata petualangan
(adventure tourism) 20%
|
|
Budaya
|
1.
|
wisata warisan budaya
dan sejarah (heritage and pilgrim) 20%
|
|
(Culture)
|
2.
|
wisata belanja dan
kuliner (culinery and shopping tourism) 45%
|
|
60%
|
3.
|
wisata kota dan desa
(city and village tourism) 35%
|
|
Buatan Manusia
|
1.
|
wisata MICE (MICE and
events tourism) 25%
|
|
(Man Made)
|
2.
|
wisata olahraga (sport
tourism) 60%
|
|
55
|
3.
|
kawasan wisata
terintegrasi (integrated area tourism) 15%
|
Undang-undang Nomor 10 Tentang Pariwisata 2009 mengamanahkan
penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) dan
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA). Sejalan dengan hal
tersebut pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 Tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) 2010 – 2025.
Berdasarkan RIPPARNAS, pendekatan pembangunan adalah pendekatan perwilayahan,
yaitu Perwilayahan Destinasi Pariwisata Nasional (DPN). Perwilayahan
pembangunan diwujudkan dalam bentuk 50 DPN dan 88 Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional yang selanjutnya disingkat KSPN. Pengembangan ke 50 DPN tersebut tidak
mungkin dilakukan secara bersamaan melainkan dilakukan secara bertahap dan
terfokus selama 15 tahun sehingga pemanfaatan dana pembangunan baik yang
bersumber dari Pemerintah maupun Swasta dapat optimal. Pembangunan
kepariwisataan diprioritaskan pada pengembangkan DPN yang berpotensi untuk
menjadi titik tolak penyebaran wisatawan ke daerah lain dan mampu menciptkan multiplier
effect perekonomian bagi daerah lain di Indonesia; serta mengembangkan
destinasi wisata yang terletak dalam Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan
Kawasan Andalan. Dengan adanya acuan pokok pembanguan kepariwisataan tersebut, Kabaena
Kepulauan sebagai kawasan dengan
potensi wisata destinasi unggulan pariwisata nasional diharapkan dapat
dikembangkan menjadi salah satu perwilayahan Destinasi Pariwisata Nasional
(DPN) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Peta Sebaran 50 (Lima
Puluh) Destinasi Pariwisata Nasional
Peta Sebaran
222 (Dua Ratus Dua Puluh Dua) Kawasan Pengembangan
Pariwisata Nasional
Peta Sebaran
88 (Delapan Puluh
Delapan) Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional
Sumber: Rencana Induk
Pembangunan Kepariwitaan Nasional 2010-2025
BRANDING WONDERFUL
PENGEMBANGAN
PARIWISATA KABAENA
Branding Wonderful Indonesia mencerminkan positioning
dan differentiating Pariwisata Indonesia. Country branding Wonderful Indonesia
yang semula tidak masuk peringkat branding di dunia, pada tahun 2015 melesat
lebih dari 100 peringkat menjadi ranking 47, mengalahkan country branding
Truly Asia, Malaysia dan country branding Amazing Thailand. Country
branding Wonderful Indonesia mencerminkan positioning dan differentiating
pariwisata Indonesia. Industri pariwisata adalah
quick yielding industry dalam menambang devisa, yang menjadi salah satu
kunci stabilisasi rupiah. Tourism juga tokcer sebagai solusi terobosan banyak
masalah social ekonomi, dengan membuka isolasi daerah, menyediakan jutaan
lapangan kerja, menumbuhkan usaha rakyat, hingga meningkatkan pelestarian
lingkungan dan wawasan. pariwisata Indonesia saat ini sudah menjadi salah satu
dari tiga sektor prioritas, selain pertanian dan maritim termasuk perikanan.
Masalah
utama pengembangan pariwisata adalah distribusi pembangunan yang belum merata,
berdasarkan data GDP diatas pusat-pusat pertumbuhan, industry, sarana dan
prasarana masih didominasi 58.4% jawa dan 22% Sumatra sehingga 80.4%
pembangunan hanya dinikmati wilayah Indonesia bagian barat. Orientasi
pembangunan berbasis continental yang diadopsi selama ini harus segera dirubah
berbasis maritime dan kepulauan, pembangunan wilayah timur hanya menikmati kue
pembangunan ekonomi hanya 19.6% adalah sumber kesenjangan sangat tinggi
dibanding pembangunan wilayah barat; pembangunan wilayah Kalimantan, Sulawesi,
nusa tenggara, Maluku dan papua harus terus didorong salah satunya melalui
pariwisata. Dalam pengembangannya untuk mendukung program pembangunan tersebut,
Kementerian Pariwisata memfokuskan pada perkembangan ekosistem pariwisata framework-3A
yaitu Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas.
“Persaingan sekarang ini bukan soal yang besar
mengalahkan yang kecil, tetapi siapa yang tercepat”.
Kita bisa melampaui negara-negara pesaing di Asia Tenggara. Pariwisata Indonesia
ditargetkan menjadi yang terbaik di kawasan regional. Pengeluaran terbesar wisatawan ada di kuliner, kuliner
menjadi sektor unggulan penyumbang devisa negara. Indonesia memiliki sejarah
dan kuliner yang kuat, dibutuhkan kerja sama dengan kementerian, industri,
akademisi, profesional, masyarakat dan media baik di dalam maupun luar negeri. Untuk
memajukan dunia kuliner berskala global, perlu membuka jaringan, networking
perlu diperkuat untuk menjadi center of excellent culinary tourism.
Kementerian pariwisata terus
mengembangkan tiga “A” kunci sukses pariwisata akses, atraksi, dan
amenitas. Pemerintah akan memperbaiki akses konektivitas melalui
percepatan pembangunan bandara, jalan tol, jalan sekitar destinasi wisata,
hingga pelabuhan marina untuk kapal pesiar. Pemerintah juga membangun bandara pioneer,
feeder ataupun mengembangkan untuk naik kelas sebagai international
airport, plus penambahan penerbangan langsung dari berbagai negara. Pemerintah
juga meningkatkan kualitas amenitas, fasilitas di luar akomodasi
yang dapat dimanfaatkan wisatawan selama berwisata di suatu destinasi. Ini
berupa restoran, toko cenderamata, mal, serta fasilitas umum seperti toilet
yang nyaman, tempat ibadah, klinik kesehatan, dan taman. Dari sisi atraksi,
pemerintah meningkatkan keragaman atraksi di destinasi wisata. Ini agar waktu
tinggal (length of stay) wisman meningkat. Pemerintah pun berupaya
memangkas aturan-aturan yang menghambat. Melalui Peraturan Presiden (Perpres)
No. 105/2015, kini ada kemudahan izin bagi kapal layar atau yacht asing. Selain
itu, bebas kunjungan visa bagi 169 negara lewat Perpres No. 21/2016, dan
pencabutan asas cabotage kapal pesiar (cruise) dengan Peraturan Menteri
Perhubungan No. 121/2015. Selain itu, pemerintah menetapkan 10 destinasi
prioritas lewat Surat Sekretariat Kabinet No. B652/ Seskab/Maritim/2015.
Kementerian Pariwisata juga membuat 3 program yang diunggulkan, yakni pemberian
insentif untuk maskapai dan wholesaler, program Hot Deal, dan Competing
Destination Model (CDM). Program kerja sama promosi dengan airlines dan
wholesaler ini sangat strategis dalam mendatangkan wisman, karena 80% wisman
yang datang ke Indonesia melalui konektivitas udara dan pembelian paket wisata
melalui wholesaler sangat dominan. Untuk program Hot Deals bersasaran mengoptimalkan
kapasitas yang tidak terpakai, yang diutamakan pada tiga pintu masuk utama
yakni Great Bali (40%), Great Jakarta (30%), dan Great Kepri (20%). Sedangkan
CDM dilakukan lewat penyedia platform data driven marketing, untuk mengarahkan
calon wisman yang sudah memiliki tujuan wisata ke destinasi. CDM memungkinkan
pengambilan data travellers dari berbagai sumber online serta profiling dan
segmentasi data; untuk kampanye iklan yang disesuaikan dengan target yang
tepat.
Indonesia, Energy of Asia
Thailand yang kini sudah mendeklarasikan diri sebagai destinasi sport
tourism. Negara Gajah Putih itu banyak menyelenggarakan kompetisi olahraga
reguler, baik di tingkat Asia Tenggara, Asia, maupun internasional. Ini mulai
dari international basketball competitions, international boxing competitions,
hingga international cycle races. Dengan menggelar berbagai event olah raga
yang berkualitas secara rutin, tidak hanya puluhan ribu atlet dan ofisial dari
semua negara yang datang tiap tahun. Ada juga ratusan ribu suporter plus ribuan
wartawan TV, media massa lain, maupun vlogger. Mereka juga lebih panjang masa
tinggalnya, karena banyak yang melanjutkan liburan bersama keluarga atau
teman-teman. Kelompok ini juga didukung pendanaan dari Negara maupun sponsor,
selain memiliki daya beli lebih tinggi secara pribadi. Alhasil, belanja mereka
juga jauh lebih banyak. Untuk itu, pemerintah harus serius membangun sport
tourism, apalagi kita sudah membangun fasilitas pendukung Asian Games di
Jakarta maupun Palembang. Apalagi sejumlah event internasional juga
sudah sukses diselenggarakan di Tanah Air, seperti Tour de Flores
dan Tour de Banyuwangi Ijen. Status baru Indonesia yang dinobatkan
sebagai penyelenggara Asian Games yang paling sukses sepanjang sejarah juga
harus dimanfaatkan untuk branding Indonesia sebagai pusat sport tourism di
Asia. Indonesia, Energy of Asia.
Tourism Hub
Country
Untuk
menjadi Trade dan Investment Hub akan terlalu sulit bagi Indonesia
untuk mengalahkan negara lain, seperti Singapura. Namun di lain pihak, Indonesia dapat dengan mudah menjadi destinasi
utama pariwisata dunia, sekaligus Tourism Hub. Dengan menjadi tourism
hub, yang pada prinsipnya menciptakan people-to-people relationship,
maka diyakini Trade dan Investment akan ikut tumbuh dengan pesat.
Formula baru ‘storynomics tourism’ bakal
digunakan untuk mengakselerasi percepatan pembangunan wisata di sepuluh kawasan
destinasi super prioritas. Indonesia memiliki kekayaan sejarah, budaya,
dan alam yang begitu banyak namun masih sangat minim informasi maupun konten
yang menceritakan tentang hal-hal tersebut. Diperlukan
pendekatan pariwisata yang mengedepankan narasi, konten kreatif, dan living
culture serta menggunakan kekuatan budaya sebagai DNA destinasi. begitu
banyak namun tak pernah digarap dengan benar-benar optimal.
Seluruh wilayah Indonesia
mempunyai potensi ecotourism yang sangat bagus, dikenal sebagai negara megabiodiversity,
menyimpan sekitar 27.500 species tumbuhan berbunga yang merupakan 10% dari
seluruh species tumbuhan di dunia. Memiliki 1.539 species burung (17% dari
seluruh species burung di dunia) dan 515 species reptilia (16% dari seluruh
species reptilian di dunia). Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang
memilki lebih dari 500 etnik budaya sebagai potensi sumberdaya serta kekayaan
alam yang dapat menjadi pendukung dalam pengembangan pariwisata. ecotourism
yang meliputi tiga komponen :
1.
Place sebagai lanskap wilayah dengan eco-lodge-nya
2.
Produk (destinasi) ecotourism pengunjung
3.
Masyarakat lokal (host community)
Paradigma untuk
menjadikan destinasi unggulan dunia secara bertahap dirubah untuk menjadikan
destinasi unggulan wisata nusantara. Kabaena
Kepulauan sebagai kawasan yang
terintegrasi dengan New Bali Baru Wakatobi, posisi strategis kabaena secara
geografis terletak diantara destinasi pariwisata nasional (DPN) Kendari-Wakatobi,
Makassar-Takabonerate dan Komodo-Ruteng telah
mengembangkan kawasan pariwisatanya sebagai pioneer route destinasi
unggulan wisata nusantara untuk mendukung (feeder) pariwisata nasional.
SAIL WONDERFULL INDONESIA
Sail
Sagori - Kabaena
Wonderfull
sail Indonesia melalui entry port dan exit port destinasi wisata yang di ikuti
beberapa negara akan singgah di beberapa destinasi titik labuh di seluruh
Indonesia. Jalur wisata layar menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata
layar terbesar didunia. Event yang menjadi branding wisata layar prestisius
bagi Indonesia ditingkat dunia, wonderfull sail Indonesia ini untuk
mempromosikan potensi wisata bahari Indonesia yang tidak hanya sebagai lintasan
kapal tetapi dapat menjadi destinasi kapal layar internasional. Wonderfull sail
Indonesia efektif sebagai ajang untuk mempromosikan infrastruktur dan destinasi
yang ramah bagi yachter dari berbagai dunia. Tahun 2015 sejumlah peserta dan
Negara berlabuh di pulau kabaena mengikuti sail sagori, menikmati keindahan
alam dan budaya di pulau kabaena melalui festival tangkeno. Sail sagori dan
festival tangkeno menjadi momentum memperkenalkan destinasi wisata kabaena
kepada para wistawan mancanegara dari berbagai dunia, jika kepulauan kabaena
memiliki potensi wisata yang tidak kalah menarik dan dapat mendukung kawasan
new bali karena letaknya yang strategis antara Labuan Bajo dan Wakatobi.
KABAENA ROUTE MAP – TOURISM HUB
Maritim
Route – Wisata Kabaena
Rencana
Pengembangan Bandar Udara Pioneer
Route Wisata Kabaena
Kabaena Selayang Pandang
Kabaena, sebuah pulau
eksotis yang terletak di ujung tenggara pulau sulawesi, dengan luas wilayah daratan
873 km2 terdiri dari 6 Kecamatan, 35 desa/keluarahan dengan jumlah
penduduk 33.635 jiwa (BPS bombana 2018). Untuk menuju pulau ini harus
menyusuri lautan, ada beberapa akses perjalanan yang dapat ditempuh untuk dapat
berkunjung yaitu dengan berlabuh menggunakan kapal dari bulukumba provinsi
Sulawesi selatan atau lewat jalur laut dari kota bau-bau, serta dapat pula di
tempuh dengan jalur darat dari kota kendari ibu kota provinsi Sulawesi tenggara
menuju kasipute ibukota kabupaten bombana kemudian melanjutkan perjalanan laut
menggunakan kapal cepat fyber dengan lama perjalanan sekitar dua jam. Pulau
kabaena menyimpan beraneka ragam panorama pantai dengan hamparan batuan permata
yang berkilauan menghasilkan warna kebiruan oleh sentuhan sinar matahari, kaya
akan hutan mangrove dengan berbagai jenis habitatnya, serta misteri bawah laut
yang mencengangkan. Potensi carbon trading dalam keanekaragaman
hayati hutan lindung dan mangrove-nya ±24.100 Ha
(27.6%), hutan produksi dan produksi terbatas ±12.867 Ha (14.7%). Pulau ini merupakan
wilayah yang subur dengan cultural
landscape yang didominasi oleh pertanian dan perkebunan penghasil komoditas
utama di sulawesi tenggara. Beberapa tanaman unggulan produksi tertinggi sultra yang dibudidayakan
oleh masyarakat kabaena antara lain mete, aren, kopi, kelapa &
cengkeh ±18.193 Ha (20.8%), potensi pengembangan kawasan peternakan, potensi
maritim dengan kawasan konservasi perikanan daerah (KKPD) terluas di sultra
±157.979 Ha, potensi cadangan tambang nikel terbesar ke-dua di sultra dengan
konsesi IUP untuk bahan galian nikel, kromit, emas, pasir besi & tembaga
±46.780 Ha mencapai 53.5% dari seluruh luas pulau kabaena. (sumber: RTRW
Bombana 2011-2031 & Dinas ESDM Sultra).
Berdasarkan Passenger
Exit Survey
(PES) Kemeterian Pariwisata untuk
perencanaan peningkatan Kegiatan/Aktivitas Pariwisatanya di
kabaena ini dapat dikelompokan menjadi:
a. Wisata bahari meliputi selancar, berjemur, parasailing, naik kapal
pesiar, sailing/yachting, memancing (di laut), menyelam, dan snorkeling.
b. Eko wisata meliputi penelitian/pendidikan yang berhubungan dengan lingkungan,
bersepeda gunung, safari & bird watching, susur sungai, penyelamatan
hewan langka, ecoriding, penjelajahan dan reli, bertani/berkebun.
c. Wisata petualangan meliputi berkemah, trekking/hiking/climbing, jelajah goa, berburu,
rafting, kayaking, river/lake cruise, bungee jumping,
sky diving.
d. Wisata sejarah/religi merupakan wisata warisan budaya/sejarah, keagamaan, dan wisata
syariah), meliputi: penelitian/pendidikan yang berhubungan dengan kebudayaan,
ziarah, mengunjungi tempat suci, museum, warisan budaya, keagamaan, memorial,
jejak peradaban.
e. Wisata kesenian meliputi pertunjukan cerita rakyat, teater, pertunjukan budaya pop,
upacara tradisi, karnaval, dan seni tradisional.
f. Wisata kuliner meliputi acara jamuan makan seperti dinner, membeli
makanan lokal, dan mencoba makanan unik.
g. Wisata kota & pedesaan meliputi belanja, mengunjungi teman
atau kerabat, menikmati hiburan malam, tinggal di desa tradisional, mengunjungi
pasar tradisional, wisata darmabakti, philantropis (dermawan) dan program
tanggung jawab sosial perusahaan, fotografi and architectural visit, live-in
program.
h. Wisata MICE MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition)
meliputi pertemuan dan forum bisnis, insentif, konferensi, eksibisi pameran
dagang, bisnis pertunjukan, konser, film.
i. Wisata olahraga/kesehatan meliputi spa dan kebugaran, yoga dan meditasi, wisata medis dan
kesehatan, berpatisipasi dalam event olahraga internasional, menonton event
olahraga, pemusatan latihan, mengunjungi lokasi olahraga ekstrem, berpatisipasi
dalam olahraga ekstrem, belajar dan latihan olahraga ekstrem.
j. Objek wisata terintegrasi meliputi ecopark, recreation and outbound park, kebun
binatang, kebun raya botani, taman bermain untuk remaja dan anak-anak,
pensiunan/silver tourism, program pernikahan dan bulan madu, resort dan
pulau di pinggir pantai, resort di pegunungan, serta dark tourism. Dark
tourism adalah aktivitas pariwisata yang dilakukan di tempat-tempat
terjadinya tragedi, seperti bekas penjara, bekas arena perang, bekas tempat
mengungsi, dan sebagainya. Perjalanan ke tempat penawanan/pengasingan
(pemakaman, cenotaphs, ruang bawah tanah dan monumen peringatan perang).
Kegiatan dan aktivitas
pariwisata di kabaena dapat disusun untuk rencana induk pengembangan
pariwisata daerah kabaena kepulauan yang secara garis
besar dapat dibagi dalam 6 (enam) kawasan Strategis :
1.
Kawasan Strategis
Pariwisata (KSP)-I Kabaena daya tarik wisata unggulan sejarah dan budaya dengan
pendukung wisata alam pegunungan, agrowisata, kuliner, wisata pendidikan,
konservasi dan petualangan.
2.
Kawasan Strategis Pariwisata
(KSP)-II Kabaena Utara daya tarik wisata unggulan alam pantai dengan pendukung wisata
alam geopark, sabana dan mangrove.
3.
Kawasan Strategis
Pariwisata (KSP)-III Kabaena Selatan daya tarik wisata unggulan alam pantai
dengan pendukung wisata budaya dan alam pegunungan.
4.
Kawasan Strategis
Pariwisata (KSP)-IV Kabaena Barat daya tarik wisata unggulan alam pantai dengan
pendukung wisata pendidikan dan konservasi, budaya bahari dan mangrove.
5.
Kawasan Strategis
Pariwisata (KSP)-V Kabaena Timur daya tarik wisata unggulan alam pantai dengan
pendukung wisata alam, situs budaya dan mangrove.
6.
Kawasan Strategis
Pariwisata (KSP)-VI Kabaena Tengah daya tarik wisata unggulan sejarah budaya dengan
pendukung wisata bentang alam karst, alam pegunungan, wisata alam pantai dan
agrowisata.
Kawasan Strategis Pariwisata (KSP)-VII Talaga Raya daya tarik wisata
unggulan alam pantai dengan pendukung wisata alam dan geopark.
Rencana
Kawasan Pengembangan Destinasi Pariwisata Kabaena
Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabaena
KECAMATAN
|
KAWASAN
PENGEMBANGAN PARIWISATA
|
DESTINASI
PARIWISATA
|
Kabaena
|
Taman tema ‘Eemolo
|
Kawasan Strategis Pariwisata
KSP
-1
|
Situs budaya kotua (sudu2-bontila-pedoomi-olondoro)
|
||
Lovi lakambula (lovi mentaa-watubangka-rahawado)
|
||
Wisata Air terjun
wataroda-tandoenga
|
||
Situs budaya poo-rahadopi
|
||
Situs budaya tirongkotua
(olongkontara-matarapa)
|
||
Situs Fort Tangkeno
|
||
Cagar alam watusangia
|
||
Agrowisata waru
|
||
Cagar alam watu wontove-lamoniu-pomalia’a
|
||
Wisata agro rampinau-pu’uwatu
|
||
Wisata air terjun lakambula
|
KECAMATAN
|
KAWASAN
PENGEMBANGAN PARIWISATA
|
DESTINASI
PARIWISATA
|
Kabaena
Utara
|
Situs Labuan Tobelo-Sangia Mpangi
|
Kawasan Strategis Pariwisata
KSP-2
|
Air terjun ‘eemokolo
|
||
Wisata Alam ‘ee Molino
|
||
Sabana padanggoma
|
||
Wisata Danau mahembo
|
||
Agrowisata sangia makmur (SP-1)
|
||
Wisata pantai watu lamoa
|
||
Geopark gunung tincu
|
||
Wisata mangrove tanjung pising
|
||
Wisata mangrove Lebota-Malandahi
|
KECAMATAN
|
KAWASAN
PENGEMBANGAN PARIWISATA
|
DESTINASI
PARIWISATA
|
Kabaena
Selatan
|
Wisata bahari pantai lanere
|
Kawasan Strategis Pariwisata
KSP-3
|
Taman hutan raya pu’ungkaruwai
|
||
Wisata pantai malapulu
|
||
Agrowisata tabaro
|
||
Situs One Nidundu
|
||
Situs Benteng Lo Iya
|
||
Situs Benteng Liyano
|
||
Taman hutan raya
inalahi-pu’ungkota
|
||
Cagar alam matantula-laro’eha
|
KECAMATAN
|
KAWASAN
PENGEMBANGAN PARIWISATA
|
DESTINASI
PARIWISATA
|
Kabaena
Barat
|
Wisata bahari pulau bangko
|
Kawasan Strategis Pariwisata
KSP-4
|
Wisata pantai beropa-wambano-umala
|
||
Wisata bahari p.sagori-wakao-motaha
|
||
Rumah apung tanjung perak
|
||
Wisata mangrove olohaka-tanjung
melati
|
||
Wisata budaya suku laut wambanipa
|
||
Wisata alam bukit
paota-teletubbies
|
||
Agrowisata ‘ee molea-tangkeno
nomopulu
|
||
Wisata mangrove
bolompeo-lere’ea-beropa
|
KECAMATAN
|
KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
|
DESTINASI PARIWISATA
|
Kabaena Timur
|
Wisata bahari pulau damalawa
|
Kawasan Strategis Pariwisata
KSP-5
|
Hutan raya wumbu
tuwele
|
||
Wisata ekologi
tarawuna
|
||
Situs budaya watu
moria
|
||
Cagar alam sabanano
|
||
Wisata mangrove
Toli2-bungintowea
|
||
Wisata bahari tanjung
wolala
|
KECAMATAN
|
KAWASAN
PENGEMBANGAN PARIWISATA
|
DESTINASI
PARIWISATA
|
Kabaena
Tengah
|
Situs budaya tangkeno-lengora
|
Kawasan Strategis Pariwisata
KSP-6
|
Waterfall ‘ee meroro
|
||
Situs Benteng Watumponu
|
||
Kampung bahari boepapa
|
||
Cagar alam watalara
|
||
Wisata bahari tanjung lengora
|
||
Wisata alam goa watuburi
Situs Purba Watu Nohu
Watu ‘secret’ amala’a
|
||
Geopark katopi
|
||
Pemandian air panas watungkoriu
|
||
Wisata air terjun tondopano
|
||
Wisata alam gunung sabampolulu
|
||
Agrowisata Lengora pantai (SP-5)
|
KECAMATAN
|
KAWASAN
PENGEMBANGAN PARIWISATA
|
DESTINASI
PARIWISATA
|
Talaga
Raya
|
Wisata pantai wulu
|
Kawasan Strategis Pariwisata
KSP-7
|
Wisata sejarah kalimbungu-wamorapu
|
||
Wisata bahari tanjung kokoe
|
||
Taman hutan raya lapulu-sugia
|
||
Wisata bahari pantai bungi
|
||
Geopark Tanjung Mutiara
|
Kedatuan Kabaena masa lampau sangat kaya akan
tradisi dan budaya yang terpelihara. sejarah maritimnya mewarnai kisah unik kabaena dengan selatnya
yang digunakan sebagai rute penting pelayaran rempah nusantara hingga kini, peristiwa sejarah ternatan
fleet (23 februari-28 mei
1650) tenggelamnya armada dagang dan militer VOC di perairan segitiga bermuda
pulau sagori (sagorij) pada masa pemerintahan mokole Sangia Tuntuntari (abad-XVII). Dalam
sejarah ekspedisi internasional, kabaena juga tercatat dalam dua ekspedisi besar Sunda
Ekspedition (1911) dan Celebes Ekspedition (1929) pernah memetakan
potensinya; rekaman petrologi pulau kini tersimpan rapi di Geological Institute, University
of Amsterdam(17). Sejarah kabaena juga tertulis dalam Colonial
Expansion in Eastern Sulawesi (1680-1905), pangeran Niru putra raja jailolo
yang meninggal di pulau kabaena dalam ekspedisi untuk membentuk aliansi melawan
belanda serta dokumentasi sejarah pemetaan topografi dan potensi tambang pulau
kabaena secara detail sudah dimulai sejak 1922-1930 (topografische dienst,
Batavia 1941).
Nama pulau kabaena
tidak terlepas dari keberadaan Kerajaan Tokotua yang diperkirakan sudah
terbentuk sejak abad X. To Kotua dalam bahasa To Moronene adalah salah satu
dari tiga protektorat kerajaan moronene masa lampau Keuwia, Lembopari dan
Tokotua. Tokotua berkembang menjadi kamokolean otonom sejak abad XI dengan
Mokole Kesatu Indaulu (Walu Ea) di ‘Ee Mpu’u. Sebelum terbentuk menjadi
kerajaan masyarakat suku asli awal pu’u wonua kabaena sudah ada disebut Kowonuano
atau Morefu, kumpulan masyarakat ini oleh kerajaan
To-Kotu’a dalam bahasa Moronene digunakan untuk masyarakat setempat disebut Wakaokili yang bermukim di pesisir
sungai dan gua-gua batu seperti Gua Watuburi, Olondoro dan Sabanaano. Penamaan
menunjukkan bahwa negeri ini merupakan
wilayah yang subur. Kotu’a dari asal kata Katu’o yang berarti tempat
memetik atau panen, karena sejak dahulu kehidupan masyarakatnya yang agraris
kaya akan hasil produksi pertanian, perkebunan dan peternakan yang melimpah.
ASAL USUL NAMA KABAENA
Sejarah nama pulau kabaena
yang dahulu dikenal sebagai tokotua tidak terlepas dari kesultanan buton yaitu sejak
putra mokole ketiga Maligana, pangeran Manjawari yang diangkat menjadi ‘Sapati’
Perdana Menteri pertama kesultanan buton setelah penaklukan bersama bajak laut
La Bolontio masa pemerintahan Sultan Murhum atau Haluoleo di konawe atau Lakilaponto
di muna (1491 M-1537 M) diabadikan dalam cerita rakyat sulawesi tenggara “hikayat
tiga kesatria” Raja Mulae-Lakilaponto-Manjawari. Mokobaena-Mia Mo Kobaena dalam bahasa wolio,
Bae atau Pae yang berarti padi atau beras. Mokobaena berarti “pemilik beras
atau padi dimana pada
periode tersebut Mokole Kotua sering mengirim beras untuk Sapati Manjawari ‘kabalu’
setelah masa panen raya ‘Mongkotu’ untuk
dibagikan kepada keluarga kerajaan di lingkungan istana sehingga sejak saat itu
pulau ini kemudian dinamakan kabaena dan menjadi salah satu suplier beras utama
kesultanan buton. Banyak foto-foto menggambarkan tentang kabaena,
yang bisa di dapat di gallery-gallery kecil di seputaran istana dan rumah adat tangkeno.
Alat musik tradisional ore-ore dan tarian khas kabaena bisa di temukan di
sanggar-sanggar seni atau organisasi musik tradisional yang biasanya pentas
saat festival atau perayaan ulang tahun kabupaten serta peringatan kemerdekaan.
Festival tangkeno, festival budaya-tradisi
dari suku tertua Sulawesi Tenggara di pulau kabaena kini ditetapkan
sebagai kalender tetap pariwisata yang dilaksanakan setiap tahun. Sejumlah
event wisata nasional seperti Sail Wonderfull
Indonesia yang melayari rute Sail Sagori di pulau kabaena sebagai salah satu
cincin karang indah ‘atol’ terbesar keempat di dunia, Ekspedisi
phinisi bhakti nusa Kapal tradisional legendaris
dari Bugis dan Makassar ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia
tiap tahun singgah dan mengeksplore keindahan, budaya dan istiadat, mempromosikan potensi dan keindahan bawah laut kabaena.
Peta Daya Tarik Wisata Pulau Kabaena
Trip Guide Wisata Pulau Kabaena
Download Dokumen Lengkap......(Disini)
0 Response to "Branding Wonderful_KABAENA"
Posting Komentar